Manusia berilmu yang mampu beradaptasi terhadap perubahan Zaman

 oleh Muhammad Fajar Suminto




sumber : Marsigit, Filsafat bagian 1, https://www.youtube.com/watch?v=8t3lalvQbiQ&feature=youtu.be

    Awal mula penulisan hanya dengan keberanian diri untuk berkreasi setelah mendengarkan dan bahwa membuat transkrip video pertama, kalau hanya mendengarkan saja saya kira masih kurang walaupun didengarkan berkali-kali, hal itu disebabkan dengan ketidaksempurnaan manusia yang salah satunya bersifat pelupa. Apabila manusia tidak diberikan sifat pelupa malah membuat semakin tidak tenang manusia ini, sehingga manusia wajib bersyukur kepada Allah SWT setiap apa yang dilimpahkan. Manusia diciptakan dengan ketidaksempurnaan yang sempurna itu hanya satu, yaitu Sang Pencipta atau Allah SWT.

    Manusia diciptakan dalam ketidaksempurnaan, kenapa manusia tidak sempurna supaya manusia bisa hidup, sebab kalau manusia diciptakan sempurna maka tidak bisa hidup. Kesempurnaan manusia adalah ketidaksempurnaan dan ketidaksempurnaan dalam kesempuranaan.Manusia di dalam ketidaksempurnaan diberikan akal untuk membedakan dengan mahluk yang lain. Kemampuan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami lingkungannya merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia berpikir. Dengan berpikir manusia menjadi mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar perubahan dalam diri manusia merupakan akibat dari aktivitas berpikir. Oleh karena itu sangat wajar apabila berpikir merupakan konsep kunci dalam setiap diskursus mengenai kedudukan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa tanpa berpikir, manusia pun tidak punya makna bahkan mungkin tak akan pernah ada(Saifullah, 2016).

Dengan berpikir memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan, dan dalam tahapan selanjutnya dapat menjadi pondasi penting bagi kehidupan yang lebih mendalam. Dengan pengetahuan manusia mampu mengajarkan, dengan berpikir manusia mampu mengembangkan dan dengan mengamalkan serta mengaplikasikannya manusia mampu melakukan perubahan dan peningkatkan kea rah kehidupan yang lebih baik. Sehingga dengan kegiatan berpikir manusia bisa terbebas dari kemandegan fungsi kekhalifahan di muka bumi bahkan dengan berpikir manusia mampu mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan keputusan penting untuk kehidupannya (Saiffulah, 2016)

    Memasuki Era perubahan seperti sekarang ini diperlukan ilmu supaya bisa bertahan hidup, seperti yang dicakapkan antara gagak Seta dan gagak Kresna. Gagak Seta mengatakan bahwa saat ini terjadi perubahan zaman salah satu tandanya adalah Pageblug, agar manusia dapat selamat dan lolos dari pageblug tersebut salah satunya harus menyadari, mempunyai pengetahuan dan mampu menyesuaikan dengan zaman baru ini. Sebenar-benar perbatasan adalah ilmu. Pada makom rendah perbatasan dianggap membingungkan, bertentangan, kontradiksi, paradoks, anomaly, tidak konsisten, komplikasi, falasi dan salah pikir, antinomi, mitos dst. Sehingga makom rendah menjadi objek penderita, Tetapi lain halnya pada makom tinggi dibutuhkan pencarian ilmu, ilmu bagaimana beradaptasi dengan zaman perubahan ini supaya bisa selamat dan melewatinya. Tentunya untuk bisa menempati makom tinggi kita mencari ilmu dengan pikiran kita (Marsigit.2020)4.

    Berbekal ilmu pada zaman perubahan ini manusia bermakom tinggi bisa beradaptasi dengan apa yang terjadi dan bisa mencari solusi untuk melewatinya. Misalnya untuk bisa beradaptasi pada pagebluk ini manusia harus disiplin dalam melaksanakan dan menegakkan protokol Kesehatan yang sudah dicanangkan pemerintah. Dalam hal mencuci tangan misalnya, harus dilakukan dengan benar sesuai dengan tata cara mencuci tangan. Selain itu dalam pemakaian masker harus juga dilakukan dengan benar dan bahan yang digunakannya pun harus terstandar, tidak boleh yang tipis, dan masih banyak yang lain. Dalam segi Pendidikan pada masa pagebluk sekarang ini dilaksanakan secara daring, tentunya dibutuhkan Kerjasama yang baik antara guru dan wali murid supaya menghasilkan produk yang baik, walaupun pembelajaran lebih banyak daring daripada luring. 

    Anugerah yang diberikan manusia oleh Sang Pencipta yang paling tinggi adalah akal, sehingga membedakan dengan makhluk lainnya. Sejarah sudah mematrikan pemikiran-pemikiran dari beragam tokoh filsafat mulai dari Heraclitus yang berpendapat segala sesuatu itu berubah, disisi lain ada pendapat dari Hermenties yang berpendapat segala sesuatu bersifat tetap. Pada waktu itu terjadi perdebatan yang panjang. Keduanya berteguh pada pemikiran atau pendapatnya masing-masing. Sebenarnya kedua pemikiran kedua filosof tersebut tidak ada yang salah. Tergantung dari suddut pandang mana kita melihat. Yang bersifat tetap hukumnya A=A dan yang bersifat tidak tetap hukumnya A ≠ A. Yang bersifat tetap hukum identitas dan yang tidak berubah hukumnya kontradiksi. Hidup di dunia ini kotradiksi dan pikiran itu bersifat identitas dan juga tautoligis.

Sampai akhirnya pada tahun 1671 muncullah tokoh yang bernama immanuel kant dengan pemikirannya yang memadukan langit dan bumi, memadukan pemikiran pemikiran sintetik dan apriori. Bumi merupakan sintetik dan langit merupakan Apriori yang kemudian disebut dengan kritisisme, memadukan pemikiran rasionalisme dengan tokohnya yang bernama Rene Decrates dan empirisme dengan tokohnya yang terkenal bernama David Hume. Mulai saat itu muncul zaman modern sampai sekarang memasuki zaman Kontenporer yang diback up dengan capitalism, materialism, pragmatism, liberalism. Hidup di zaman kontenporer ini diharapkan dengan mengunakan akal dan ilmu supaya kita tidak tergerus dengan keganasan teknologi yang banyak dampak positifnya akan tetapi banyak pula dampak negatifnya, tinggal kita memilih akan memilih dampak negative atau positif. Tentunya saya pribadi akan memilih dampak positif dan menggunakan teknologi dengan arif dan bijaksana.





Daftar Pustaka
Saifullah Idris, Fuad Ramly, 2016, DIMENSI FILSAFAT ILMU DALAM DISKURSUS INTEGRITAS
ILMU, Yogyakarta, Darussalam Publising bekerja sama dengan FTK Ar-Raniry Press.
Marsigit, Filsafat bagian 1, 2019,
https://www.youtube.com/watch?v=8t3lalvQbiQ&feature=youtu.be diakses 18 September
2020 pukul 19.30.
Marsigit HRD, Gagak Seta, 2020,
https://www.facebook.com/marsigit.hrd/posts/10220000036143141 diakses 20 September
pukul 20.23

sumber : Marsigit, Filsafat bagian 1, https://www.youtube.com/watch?v=8t3lalvQbiQ&feature=youtu.be

Komentar